Waspadai 3 Modus Penipuan Lewat WhatsApp Biar Tak Jadi Korban

 


Aplikasi WhatsApp saat ini dipakai lebih dari 2 miliar pengguna di dunia. Banyaknya pengguna WhatsApp, sangat memungkinkan terjadinya kejahatan cyber sasar platform chatting milik Meta ini.

Jika kamu salah satu pengguna WhatsApp, kamu patut berhati-hati terhadap berbagai upaya penipuan yang bisa mengambil alih akun WhatsApp kamu yaa..

Berikut adalah sejumlah cara yang dipakai hacker yang harus kamu curigai dan waspada agar tak jadi korban penipuan.


1. Penjahat Menyamar Jadi Orang Terdekat Bahkan Tersayang

Orang tua kerapkali diminta untuk waspada dengan adanya penjahat yang menyamar jadi orang terdekat, tersayang sebagai anak-anak mereka untuk meminta uang.

Di Inggris, orang mengalami kerugian hingga 50.000 Euro karena ditipu di WhatsApp oleh orang yang mengatasnamakan anak-anak korban.

Para penipu ini kerap menggunakan nomor baru yang berpura-pura sebagai anak mereka. Ada juga yang akun WhatsApp diretas dan dipakai untuk menipu orang-orang disekitar.

Dalam modus operandi seperti ini, penipu biasanya akan meminta uang ke korban. Selanjutnya, para orang tua akan mentransfer uang yang diminta tanpa curiga bahwa mereka telah jadi korban penipuan.

Oleh karenanya, jika ada yang meminta uang dalam jumlah tertentu dengan menyamar sebagai orang terkasih, berhati-hatilah, tetap waspada dan pastikan dulu identitas si peminta bantuan adalah orang yang kita benar-benar kenal.

2. Meminta Kode Verifikasi

Pengguna juga harus berhati-hati terhadap metode pengambilalihan akun dengan meminta kode verifikasi. Biasanya hal ini terjadi ketika pengguna mendapatkan sms dari WhatsApp berisi kode verifikasi untuk login.

Kode tersebut merupakan kode two-factor authentication yang memungkinkan pengguna login ke akun WhatsApp mereka di perangkat berbeda.

Selanjutnya, ada pesan dari anggota keluarga atau teman yang bilang mereka tidak sengaja mengirim kode login WhatsApp ke nomor kita dan meminta untuk memberikan kode tersebut.

Jika ada yang seperti ini, jangan pernah balas atau merespon permintaan atas kode login tersebut. Pasalnya, pesan tersebut mungkin berasal dari teman yang akun WhatsApp-nya sudah diretas.

Sekali saja kamu memberikan kode login tersebut ke pihak lain, di situlah akun WhatsApp kamu sudah diambil alih bahkan sampai tidak kembali lagi. Untuk itu, pastikan untuk tidak memberikan kode login 6 digit yang berasal dari WhatsApp ke pihak lain, siapa pun.

3. Link Palsu Melalui Message

Salah satu bentuk penipuan WhatsApp adalah phishing. Phising merupakan serangan yang dilakukan untuk menipu atau memancing korban agar mau mengklik link atau tautan serta menginput informasi kredential seperti username dan password melalui pesan/message yang menjanjikan berbagai penawaran menggiurkan dari web yang kelihatannya asli dan terpercaya ke calon korban. Misalnya seolah dari bank, media sosial, atau platform lainnya.

Padahal sebenarnya website tersebut palsu hanya saja menyerupai website layanan aslinya. Jika sekali saja pengguna mengklik link hingga memasukkan data, berbagai informasi misal detail kartu kredit atau kredensial akun perbankan maka bisa diambil alih.

Dalam kondisi lainnya, penjahat phishing juga bisa menelepon korban dengan cara menyamar sebagai staf layanan terpercaya untuk memberikan informasi pribadi si korban.

Baik melalui panggilan atau website palsu, si penipu kerap kali meniru lembaga terpercaya agar terlihat berasal dari layanan resmi. Lembaga yang kerap dipalsukan mulai dari bank, Facebook, e-commerce, dan lain-lain.

Untuk melindungi diri dari kejahatan semacam ini, pastikan untuk tidak mengklik link apa pun yang dikirim dari pihak tidak resmi secara sembarangan serta installah true caller di play store (free, base on experience) untuk mendetect nomor-nomor yang telepon ke hp kamu sehingga kamu bisa terhindar dari telepon no. yang tidak dikenal yang bisa saja mengaku-ngaku dari telepon dari kerabat, orang yang dikenal, lembaga terpercaya, dsb.

 

Comments